Kamis, 19 Maret 2015

anak berbakat

ANAK BERBAKAT DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN
 
TUGAS
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
TENTANG ANAK BERBAKAT





Di Susun Oleh :

Henik Triana                                 14080314066
Arrika Febby Suci D. S.                14080314017
Ahmad Ade Miftachudin                         14080314075



PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2014-2015

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT Tuhan semesta alam. Karena rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Psikologi Pendidikan dengan judul “Pendidikan Anak Berbakat.” Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, juga kepada para keluarganya, sahabatnya, dan pengikutnya termasuk kita hingga akhir zaman.

Anak berbakat adalah sebuah anugrah yang diberikan oleh Allah SWT. Potensi-potensi tersebut sebenarnya sudah melekat pada diri manusia sejak kecil sehingga lingkungannya haruslah mendukung agar potensi-potensi anak berbakat itu akan berkembang dan berguna bagi kehidupan masyarakat. Kami akan membahas tentang pegertian anak berbakat, ciri-ciri anak berbakat, karakteristik anak berbakat, identifikasi anak berbakat, problem anak berbakat, pelayanan anak berbakat, pelayanan bagi anak berbakat, dan konsep Renzulli.

 “Tak ada gading yang tak retak.” Mungkin itulah peribahasa yang tepat untuk makalah ini. Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Kami sadar, terdapat banyak kekurangan yang terkandung dalam makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran pada penulisan makalah ini.


Surabaya,        Maret 2015
Penyusun







DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………..…………………………………….i
Daftar Isi ……………………………………………………………………...….ii
BAB I             PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang …………………………………………………..1
1.2        Rumusan Masalah ……………………………………………….2
1.3        Tujuan ……………………………………………………………2
BAB II            PEMBAHASAN
2.1           Pengertian Anak Berbakat ……………………………………3
2.2           Ciri-ciri Anak Berbakat ………………………………………4
2.3           Karakteristik Anak Berbakat…………………………………5
2.4           Identifikasi Anak Berbakat …………………………………6
2.5           Problem Anak Berbakat ……………………………………7
2.6           Pelayanan Bagi Anak Berbakat ……………………………9
2.7           Konsep Renzulli …………………………………………11
BAB III          PENUTUP
Kesimpulan ………………………………………………..….14
Daftar Pustaka …………………………………………………15












BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Indonesia dari Sabang sampai Merauke dengan begitu banyaknya penduduk yang ada dan tersebar di seluruh wilayah , tentu memilikki individu-individu yang berbakat dan berpotensi. dan itu merupakan aset yang sangat berharga bagi bangsa dan negara ini. Anak berbakat (gifted child) perlu mendapatkan pendidikan untuk mengembangkan potensi kecerdasan dan bakat mereka secara optimal. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 BAB I Pasal 1 yakni : “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangakan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Lebih lanjut pada pasal 5 ayat 4 “Warga Negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus”. Tidak hanya sampai di situ namun dalam UU No. 22 Tahun 2002 pasal 9 ayat 1 “setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.
Pembahasan makalah ini lebih memfokuskan pada anak berbakat kreatif. Anak berbakat kreatif juga perlu mendapatkan pelayanan khusus bukan hanya siswa-siswa bermasalah saja yang perlu diperhatikan namun seluruh peserta didik dan yang utamanya mereka juga memiliki bakat kreatif, agar bakat kreatif mereka menjadi terasah, punya keterampilan sebagai modal dalam kehidupan yang akan dijalani dalam kehidupannya.




1.2          Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari anak berbakat?
2.      Apa ciri-ciri anak berbakat?
3.      Apakah karakteristik dari anak berbakat?
4.      Bagaimana cara mengidentifikasi anak berbakat?
5.      Apa saja masalah yang dihadapi anak berbakat?
6.      Bagaimana pelayanan yang diberikan untuk anak berbakat?


1.3          Tujuan
1.      Untuk mengetahui definisi dan pengertian anak berbakat.
2.      Untuk mengetahui ciri-ciri dari anak berbakat.
3.      Untuk mengetahui karakteristik dari anak berbakat.
4.      Untuk mengetahui cara mengidentifikasi anak berbakat.
5.      Untuk mengetahui masalah yang dihadapi anak berbakat
6.      Untuk mengetahui pelayanan yang diberikan untuk anak berbakat.















BAB II
PEMBAHASAN

2.1        Pengertian Anak Berbakat
Pada awal abad ke 20, ketika tes intelegasi mengalami perkembangan yang cepat dan orang tua mulai memperhatikan perbedaan perbedaan individual dalam kemampuan dan prestasi, anak “gifted” diartikan sebagai anak yang memiliki IQ yang sangat tinggi. IQ dipakai sebagai satu-satunya patokan dari “giftendness” (pendekatan  unidimensional). Istilah “Gifted child” menjadi sinonim dengan “anak ber-IQ tinggi”.
Sehubungan dengan istilah indonesia untuk “the gifted and the talented”, nampak kecenderungan pula untuk menggunakan macam-macam konsep anak yang berbakat, yang sangat cerdas, yang cemerlang dan sebagainya. Atas dasar pertimbangan bahwa “giftedness” meliputi macam-macam dimensi atau bidang kemampuan dan keterampilan, sedangkan “intelektual giftedness” haya merupakan salah satu bentuk, maka dipilih “anak berbakat “ untuk “gifted and talented” yang mempunyai arti yang luas, sedangkan istilah “anak yang sangat cerdas” lebih mengandung sebagai “anak yang berbakat intelektual”.
Sesuai dengan difinisi dari U.S. office of Education (USOE) (1971), anak berbakat ialah mereka yang diidentifikasi oleh orang-orang Profesional, dimana anak tersebut karena kemampuannya yang sangat menonjol, memberikan prestasi yang tinggi. Kemampuan-kemampuan tersebut baik yang secara potensial maupun yang sudah nyata, meliputi kempuan intelektual umum, kemampuan akademik khusus, kemampuan kreatif dan produktif, kemampuan dalam salah satu bidang seni dan kemampuan psikomotor (mortison, 1974:6).
Anak remaja dengan bakat yang luar biasa memperlibatkan petensi kemampuan pada tingkat yang tinggi jika dibandingkan dengan anak-anak lain pada umur mereka, di dalam pengalaman, atau lingkungannya. Anak atau remaja ini mempunyai, kreatifitas, seni dan kapasitas kepemimimpinan yang tidak biasa bila berada dilapangan akademik tertentu. Bakat yang luar biasa keluar dari anak atau remaja dari semua budaya. Seluruh strata ekonomi dan diseluruh tempat manusia tinggal.

2.2        Ciri-Ciri Anak Berbakat
Anak berbakat dapat dikenali sejak dini dari ciri-ciri kemampuan atau ketrampilan tertentu. Apabila seorang anak memenuhi 18 ciri dari 25 ciri-ciri berikut, maka anak tersebut dapat digolongkan sebagai anak berbakat.
a.       Membaca pada usia lebih muda
b.      Membaca lebih cepat dan lebih banyak
c.       Memiliki peerbendaharaan kata yang luas
d.      Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat
e.       Mempunyai minat yang luas, juga terhadap masalah orang dewasa
f.       Mempunyai inisiatif dan dapat bekerja sendiri
g.      Menunjukan keaslian (orisinalitas) dalam ungkapan verbal
h.      Memberi jawaban-jawaban yang baik
i.        Dapat memberikan banyak gagasan
j.        Lues dalam berfikir
k.      Terbuka terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan
l.        Mempunyai pengamatan yang tajam
m.    Dapat berkosentrasi untuk jangka waktu yang panjang, terutama terhadap tugas atau bidang yang diminati
n.      Berfikir kritis, juga terhadap diri sendiri
o.      Senang mencoba hal-hal baru
p.      Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi, dan pemecahan-pemecahan masalah
q.      Senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan-pemecahan masalah
r.        cepat menangkap hubungan sebab akibat
s.       Berprilaku terarah pada tujuan
t.        Mempunyai daya imajenasi yang kuat
u.      Mempunyai banyak kegemaran (hobi)
v.      Mempunyai daya ingat yang kuat
w.    Tidak cepat puas dengan prestasinya
x.      Peka (sensitif) serta menggunakan firasat (intuisi)
y.      Menginginkan kebebasan dalam gerakan dan tindakan

2.3         Karakteristik Anak Berbakat
Apabila dilihat dari kemampuan-kemampuan yang membedakan mereka dari anak-anak sebayanya, maka kitaa akan menemukan karakteristik-karakteristik berikit pada anak-anak berbakat.
a.       Karakteristik kognitif
1)      Kualitas luar biasa diinformasi
2)      Ingatan yang kuat
3)      Ketidakbiasaan perubahan minat dan keinginan
4)      Kemampuan menghasilkan ide-ide dan solusi yang asli
b.      Karakteristik bahasa
1)      Kemampun verbal
2)      Perkembangan yang tinggi pada pengenalan bahasa dan penulisan bahasa
3)      Perkembangan yang baik pada perkembangan sensorik
4)      Tidak kebal untuk keretakan kekurangan integrasi diantara pikiran dan badan
c.       Karakteristik efektif
1)      Pendekatan evaluatif terhadap diri sendiri dan lainnya
2)      Gigih, tujuan prilaku tak langsung
3)      Kepekaan yang tidak bisa untuk harapan dan perasaan orang lain
4)      Tingginya kesadaran diti, menyesuaikan dengan perbedaan perasaan
5)      Perkembangan awal pada fokus of control dan kepuasan kedalam dan identitas emosional yang tidak biasa
6)      Harapan yang tinggi dan lainya, sering menuju tingkat frustasi dirinya, lainnya dan situasinya
7)      Kemampuan tingkat perkembangan moral
8)      Kemampuan kognitif dan kapasitas afektif dan konseptualisasi dan pemecahan masalah sosial

2.4        Identifikasi Anak Berbakat
Sejak usia dini, sudah dapat dilihat adanya kemungkinan anak memiliki bakat yang istimewa. Anak-anak ini secepat mungkin dikenalai sedini mungkin dan dikelompokan sebagai anak berkebutuhan khusus, karena mempunyai kebutuhan dan kemampuan tubuh kembang yang berbeda dari anak-anak sebayanya.
Anak-anak berbakat pada usia balitanya mungkin menunjukan prilaku khusus yang dapat disalah artikan sebagai anak dengan gangguan perkembangan, prilaku bermasalah dan ganguan mental. Oleh sebab itu sangat penting bagi seorang pendidik untuk dapat mendeteksi keterbelakangan peserta didiknya dengan melihat berbagai karakteristik tumbuh kembang dan personalitasnya, agar ia dapat menerima pembinaan sebaik-baiknya sebagai anak “gifted” sedari awal.
Banyak refrensi membutuhkan bahwa di dunia ini terdapat sekitar 10-15% anak berbakat, dalam pengertian memiliki kecerdasan atau kelebihan yang luar biasa, jika dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Kelebihan-kelebihan mereka bisa nampak dalam salah satu atau lebih tanda-tanda berikut.
a.       Kemampuan intelegensi umum yang sangat tinggi, biasanya ditunjukan dengan perolehan tes intelegensi yang sangat tinggi, misal IQ diatas 120.
b.      Bakat istimewa pada bidang tertentu, misalnya bidang bahasa, matematika, seni dll
c.       Kreatifitas yang tinggi saat brfikir yaitu, kemampuaan untuk menentukan ide-ide baru
d.      Kemampuan memimpin yang menonjol yaitu, kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi orang lain untuk bertindak sesuai dengan harapan kelompok.
e.       Prestasi-prestasi istimewa di bidang seni atau bidang lainnya. Contoh anak berumur 2 tahun atetapi lebih memilih mainan-mainan untuk anak berumur 6-7 tahun yang lebih kompleks dan menuntut kreatifita tinggi, anak usia 3 tahun sudah mampu membaca buku-buku yang siperuntukan bagi anak-anak yang berusia 7-8 tahun.

Untuk mengidentifikasi anak berbakat dapat ditempuh dengan beberapa cara yaitu tes prestasi belajar, tes kecerdasan, tes kreativitas, dan nominasi (oleh guru, orang tua, teman sebaya dan diri sendiri)
Cara lain mengidentifikasi anak berbakat yaitu menggunakan strategi yang dikenal dengan The Generic Gipted Identification Strategy. Melalui strategi ini Clark melakukan dua tahap yaitu penjaringan dan identifikasi. Pada tahap penjaringan dilakukan melalui nominasi (guru, orang tua, teman sejawat dan dirinya sendiri, laporan kemampuan siswa, hasil karya siswa, pekerjaan siswa, observasi, skala/ interior atau tes integelensi kelompok). Sedangkan tahap identifikasi menggunakan tes intelegensi individual, tes prestasi, tes kreativitas, tes bakat seni dan lain-lain.
Di Indonesia identifikasi anak berbakat dilakukan untuk merekrut mereka menjadi peserta program akselarasi, atau percepatan belajar. Untuk menjaring siswa yang berkemampuan unggulan ini, Depdiknas menentukan syaratnya.

2.5        Problem Anak Berbakat
Semakin tinggi IQ seorang anak, maka ia kan semakin mempunyai kebutuhan yang berbeda dibandingkan dengan anak lain yang seusianya. Misalnya mereka cepat sekali menangkap ilmu yang diajarkan sehingga gampang merasa kesal jika menghadapi orang yang tidak sepaham dengannya. Kemampuan bahasa mereka yang biasanya juga diatas rata-rata, membuat mereka mendominasi pembicaraan dan sulit mendengarkan orang lain. Persoalan-persoalan yang biasanya dihadapi anak anak berbakat adalah seputar dunia pergaulan. Perkembangan pikiran mereka lebih cepat berkembang dari pada perkembangan emosinya. Biasanya terjadi , anak berbakat justru dianggap aneh oleh orang lain. Anggapan ini muncul karena cara berfikir mereka yagn terlalu kreatif. Mereka sering mengutamakan ide-ide yang dianggap aneh oleh banyak orang.
Anak berbakat seringkali lebih suka bergaul dengan anak-anak yang lebih tua usianya, khususnya mereka yang memiliki kemampuan dalam bidang yang diminati. Misalnya saja anak kelas 2 SD, sangat suka bermain catur dengan orang dewasa, karena jika ia bermain dengan teman sebaya kemampuannya berada di atas teman-temannya sehihngga permainan tidak seimbang.
Beberapa anak berbakat mengalami kesulitan dalam mendapatkan dan memilih teman, memilih jurusan di sekolah atau perguruan tinggi, dan akhirnya juga mengalami kesulitan dalam memilih karir.Masalah-masalah perkembangan yang dialami oleh semua remaja juga dialami oleh remaja berbakat tetapi masalahnya dibuat lebih kompleks oleh kebutuhan khusus dan karakteristik anak berbakat.Kemudian kesulitan utama remaja berbakat Salah satu nya juga disebabkan karena lingkungan belajar yang kurang menantang kepada mereka untuk mewujudkan kemampuannya secara optimal.
Dalam hal ini para orang tua dan pendidik harus peka dan kreatif dalam memberikan pendidikan bagi anak-anak berbakat. Didalam keluarga, misalnya, orang tua hendaknya mencarikan teman yang sesuai dengan anak-anak berbakat, sehingga ia tidak merasa kesepian. Umumnya anak berbakat lebih suka bertanya jawab hal-hal yang mendalam dari pada hal-hal yang kecil dan remeh. Kesanggupan orang tua dan keluarga untuk bergaul dengan anak-anak berbakat akan sangat membantu perkembangan dirinya.



2.6        Pelayanan Bagi Anak Berbakat
Secara umum dapat dikatakan bahwa kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang sebanding dengan potensi adalah hak setiap anak manusia. Setiap anak harus memperoleh pengalaman  belajar sesuai dengan kebutuhan, kondisi, kemampuan, dan minat serta kecepatannya, untuk dapat berkembang seoptimal mungkin (semlawan, munandar dan munandar, 1984).
Pakar lain , Howley dan Pandarus (1990), melihat alasan pemberian pelayanan pendidikan bagi anak berbakat untuk mempersiapkan pemimpin dimasa akan datang. Akhirnya sebagai kesimpulan dipaparkannya pandangan Barbara Clark (1983) yang menyebutkan beberapa alasan mengapa anak berbakat perlu diberikan pendidikan khusus (diutip dari Soreson,1988).
a.       Keberbakatan muncul dari proses interaktif, dimana tantangan dari rangsangan lingkungan membawa keluar kapasitas yang dimiliki diri sendiridan memprosesnya.
b.      Sistem politik dan sosial kita bersandar pada prinsipdemokkratis, jika sekolah menjadikan kesempatan pendidikan yang samauntuk semua anak, ini brarti mengingkari adanya hak perkembangan pendidikan yang cocok bagi anak berbakat.
c.       Anak berbakat dapat segera menemukan gagasan dan minat mereka yang berbeda dari anak sebayanya.
d.      Jika pendidik mempertimbangkan kebutuhan anak berbakat dan mendisain program pendidikan yang memenuhi kebutuhannya, maka siswa akan menunjukan prestasi dan perkembangan yang luar biasa, sesuai dengan rasa kompetisi dan kesehatan mentalnya.
e.       Kontribusi anak berbakat pada masyarakat berada pada seluruh aspek kehidupan, dan proporsinya dalam keseluruha. Masyarakat akan banyak membutuhkan siswa seperti ini.
Beberapa kemungkinan pelayanan anak berbakat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a.       Menyelenggarakan program akselerasi khusus atau percepatan. Ada dua jenis akselerasi yaitu: 1. Akselerasi kelas. Hal ini berlaku untuk semu mata pelajaran, misal seorang anak kelas I bisa langsung ke kelas III. 2. Akselerasi mata pelajaran. Hanya berlaku untuk beberapa mata pelajaran tertentu. Misal sseorang siswa kelas II memiliki kemampuan Bahasa inggris yang lebih maka bisa langsung mengikuti kelas Bahasa Inggris dikelas V atau IV, namun mata pelajaran lain tetap mengikuti dikelas II.
b.      Home-schooling (pendidikan nonformal diluar sekolah). Dengan Home-schooling, seorang pendidik dapat menentukan sendiri program dan metode yang dibutuhkan siswa yang berbakat. Dengan demikian kebutuhan anak berbakat akan ilmu yang sesuai dengan kemampuannya dapat perpenuhi secara optimal. Apabila suatu saat siswa telah siap untuk kembali kesekolah maka ia akan ditempatkan pada kelas yang sesuai dengan tingkat kebutuhanya.
c.       Menyelenggarakan kelas-kelas tradisional dengan pendekatan individual. Dalam kelas seperti ini bisanya jumlah siswa terbatas maksimum 20 siswa. Hal ini dilakukan agar pendidik bisa memantau perkembangan setiap individu, sehingga tugas yang diberikan sesuai dengan kemampuan anak yang di anggap lebih mampu. Kekurangan sistem ini, seorang pendidik akan sangat sibuk dan harus selalu mengevaluasi sistem sehingga pembelajaran dapat sesuai dengan kebutuhan.
d.      Membangun kelas khusus. Kelas ini bukan hanya terdiri dari anak-anak khusus yang berbakat, tetapi juga memiliki perlakuan khusus. Dengan pembatasan jumlah siswa perkelas maksimal 20 orang, sehingga mengoptimalkan pendekatan individu. Selain itu kelas khusus memiliki kurukulum dan metode pembelajaran berbeda dengan kelas tradisional (biasa) lainnya.
e.       Mentorship, paduan antara yang diminati anak giffed dan talented dengan para ahli yang ada di masyarakat.


2.7        Konsep Renzulli
Konsep Renzulli terkenal dengan the Three Rings Conception-nya, yaitu merupakan benang merah antara konsep konservatif dan liberal yang sempat berkembang. Konsep konservatif hanya menekankan pada prestasi akademis saja, sehingga prestasi khusus seperti seni, musuk, drama dan bidang lainnya dianggap tidaak bisa dijadikan tolak ukurketerbakatan. Sedangkan konsep liberal mengukur suatu keterbakatan yang terdapat pada usia tertentu. Berikut akan dituliskan beberapa kriteria dan pengertian keterbakatan menurut Renzulli.
THE THREE RINGS COCEPTION
Renzulli menegaskan, tidak satupun kluster yang membuat keterbakatan selain interaksi antara tiga kluster tersebut yang di dalam studi-studi terdahulu menjadi resep yang dilakukan untuk tercapainya prestasi kreatif-produktif (Renzulli, 1978). Menurut Renzulli, keterbakatan dilihat dalam hasil. Dengan perkataan lain, keterbakataan seseorang harus ditujukan dalam suatu prestasi dan bahwa siswa yang tidak berprestasi tidak akan masuk dalam kategori anak berbakat kluster dalam keterbakatan Renzulli diatas (Renzulli, dalam Stanberg dan Davidson, 1986)
a.       Above averange ability (kemampuan diatas rata-rata)
Kemampuan diatas rata-rata dimaksud adlah kemampuan umum dan spesifik. Kemampuan umum yang kita kenal dari multiple intelegence milik daniel gerdner, seperti kemampuan verbal, musik, logika hitungan, spasial, dll. Sedangkan kemampuan spesifik merupakan spesifikasi dari kemampuan umum, yang terlihat dari kemampuannya dalam mengespresikan pengetahuan dalam kehidupan swehari-hari, seperti kemampuan dalam bidang kimia, matematika, komposisi musik, patung, fotografi, dan lain-lain.
Kemampuan spesifik pada bidang tertentu seperti matematika dan kimia mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan kemampuan umum, sehingga potensi dalam bidang ini dapat diukur melalui tes intelegensi. Pengukuran dapat juga dilakukan dengan tes khusus dalam bidang tersebut.
Meskipun agak sukar unmtuk menentukan skor intelegensi yang dibutuhkan dlam setiap bidang agar dapat menunjukan prestasi tinggi dalam kreatifitas, diantara peneliti (Barron, 1963; Bloom, 1963; Cox 1926; Harmon, 1963; Helson dan Crutchfield, 1970; Mac Kinnon, 1962, 1965; Oden, 1968; Roe, 1952; Terman, 1954), sepakat bahwa IQ 120 atau lebih dapat dijadikan patokan.
b.      Task commitment (tanggung jawab pada tugas)
Tanggung jawab pada tugas ditunjukan dengan beberapa karakter berikut.
1)      Kapasitas tinggi dalam hal minat, antusiasme, ketertarikan, dan bidang study, ataupun bentuk ekspresi manusia tertentu.
2)      Kapasitas dalam ketekunan, keuletan, determinasi, kerja keras, dan latihan terus menerus
3)      Memiliki rasa percaya diri, ego yang kuat, suatu keyakinan pada diri, serta dorongan untuk berprestasi
4)      Kemampuan untuk mengidentifikasi masalah yang signifikan dalam bidang khusus
5)      Kemampuan mendengarkan dan berkomunikasi dalam berbagai cara
6)      Membuat standar kerja yang tinggi, memelihara keterbukaan diri dari kritik luar
7)      Mengembangkan cita rasa seni
8)      Kualitas dan keunggulan dalam pekerjaan serta menuntut hal yang sama dari pekerjaan orang lain.
c.       Creativity (kreativitas)
Karakter dari kluster ini antara lain sebagai berikut.
1)      Kelancaran, keluesan, dan orisinalitas dalam berpikir.
2)      Keterbukaan dalam pengalaman, penerimaan pada suatu yang baru dan berbeda (maupun tampaknya tidak rasional) dalam hal pikiran, prilaku maupun produk.
3)      Rasa ingin tahu, spekulatif, memiliki jiwa petualang, dan mampu menyesuaikan diri secara mental, menerima resiko dalam pikiran, prilaku bahkan jika ada hambatan.
4)      Peka terhadap detail, cita rasa seni dalam gagasan dan segalanya, mau bertindak dan bereaksi terhadap rangsangan luar serta gagasan dan perasaan orang lain.

Maksud definisi Renzulli, bahwa anak-anak berbakat akan dapat berkembang secara optimal, manakala mereka mendapatkan pengalaman yang cukup dan memadai melalui program pendidikan yang sesuai dengan potensi.














BAB III
PENUTUP


KESIMPULAN
Anak berbakat ialah anak yang memiliki kemampuan intelektual tingi tapi juga memiliki kemampuan khusus di bidang yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Anak berbakat mempunyai kemampuan yang sangat menonjol, kemampuan tersebut baik secara potensial maupun secara nyata. Mereka memperlihatkan potensi kemampuan pada tingkat yang tinggi jika dibandingkan dengan anak-anak lain atau teman sebayanya. Anak berbakat memiliki ciri-ciri khusus dan dapat dikenali sejak kecil mereka memiliki kemampuan dan keterampilan. Seorang anak dapat dikatakan sebagai anak berbakat jika mereka memiliki 18 ciri dari 25 ciri anak berbakat. Anak berbakat memiliki kemampuan yang lebih unggul atau berbeda dengan teman sabayanya dari kemampuan tersebut terbentuk karakteristik-karekteristik anak berbakat. Anak berbakat haruslah diidentifikasi sedini mungkin agar dapat dikumpulkan atau dikelompokan sebagai anak yang berkebutuhan khusus karena anak berbakat memiliki kebutuhan dan kemampuan tumbuh kembang yang berbeda dari teman sebayanya.
Anak berbakat pasti memiliki masalah biasanya anak berbakat memiliki masalah pada pola pergaulan karena pola pikir mereka berbada dengan teman sebayanya. Anak berbakat mengalami kesulitan dalam mendpatkan dan memilih teman. Lingkungan belajar yang kurang mendukung membuat meraka tidak bisa mewujudkan kemampuannya secara optimal maka dari itu diperlukannya peran seorang pendidik dan orang tua. Anak berbakat perlu mendapatkan pendidikan khusus agar kemampuannya dapat berkembang secara optimal, karena kurangnya pelayanan bagi anak berbakat maka kemampuannya tidak dapat berkembang secara optimal. Manusia memiliki tiga kluster dasar sifat, anak berbakat pasti memiliki ketiga sifat tersebut dan mampu mengembangkan, dan menerapkannya kedalam bidang kerja manusia yang bernilai secara potensial.

DAFTAR PUSTAKA

Nursalim, Mochamad, Drs. M.Si., dkk. (2007) Psikologi Pendidikan. Surabaya : Unesa University Press
Wulandari, Evi Novita. (2013) Makalah Anak Berbakat. evitawulandari.wordpress.com



1 komentar: