ANAK BERBAKAT DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN
TUGAS
TUGAS
PSIKOLOGI
PENDIDIKAN
TENTANG
ANAK BERBAKAT

Di
Susun Oleh :
Henik Triana 14080314066
Arrika Febby Suci D. S. 14080314017
Ahmad Ade Miftachudin 14080314075
PENDIDIKAN
ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
NEGERI SURABAYA
2014-2015
KATA
PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah SWT Tuhan semesta alam. Karena
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Psikologi Pendidikan
dengan judul “Pendidikan Anak Berbakat.”
Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad
SAW, juga kepada para keluarganya, sahabatnya, dan pengikutnya termasuk kita
hingga akhir zaman.
Anak berbakat adalah sebuah anugrah yang diberikan oleh
Allah SWT. Potensi-potensi tersebut sebenarnya sudah melekat pada diri manusia
sejak kecil sehingga lingkungannya haruslah mendukung agar potensi-potensi anak
berbakat itu akan berkembang dan berguna bagi kehidupan masyarakat. Kami akan
membahas tentang pegertian anak berbakat, ciri-ciri anak berbakat,
karakteristik anak berbakat, identifikasi anak berbakat, problem anak berbakat,
pelayanan anak berbakat, pelayanan bagi anak berbakat, dan konsep Renzulli.
“Tak ada gading yang tak retak.” Mungkin itulah peribahasa yang
tepat untuk makalah ini. Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Kami
sadar, terdapat banyak kekurangan yang terkandung dalam makalah ini. Untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran pada penulisan makalah ini.
Surabaya, Maret 2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar ……………………………..…………………………………….i
Daftar Isi
……………………………………………………………………...….ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
…………………………………………………..1
1.2
Rumusan Masalah
……………………………………………….2
1.3
Tujuan
……………………………………………………………2
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Anak
Berbakat ……………………………………3
2.2
Ciri-ciri Anak Berbakat
………………………………………4
2.3
Karakteristik Anak
Berbakat…………………………………5
2.4
Identifikasi Anak
Berbakat …………………………………6
2.5
Problem Anak Berbakat
……………………………………7
2.6
Pelayanan Bagi Anak
Berbakat ……………………………9
2.7
Konsep Renzulli
…………………………………………11
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan
………………………………………………..….14
Daftar Pustaka
…………………………………………………15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia dari Sabang sampai Merauke
dengan begitu banyaknya penduduk yang ada dan tersebar di seluruh wilayah ,
tentu memilikki individu-individu yang berbakat dan berpotensi. dan itu
merupakan aset yang sangat
berharga bagi bangsa dan negara ini. Anak berbakat (gifted child) perlu mendapatkan pendidikan untuk mengembangkan
potensi kecerdasan dan bakat mereka secara optimal. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 BAB I Pasal 1 yakni : “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangakan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Lebih lanjut pada pasal 5 ayat 4 “Warga Negara yang
memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan
khusus”. Tidak hanya sampai di situ namun dalam UU No. 22 Tahun 2002 pasal 9
ayat 1 “setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka
pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan
bakatnya.
Pembahasan makalah ini lebih
memfokuskan pada anak berbakat kreatif. Anak berbakat kreatif juga perlu
mendapatkan pelayanan khusus bukan hanya siswa-siswa bermasalah saja yang perlu
diperhatikan namun seluruh peserta didik dan yang utamanya mereka juga memiliki
bakat kreatif, agar bakat kreatif mereka menjadi terasah, punya keterampilan
sebagai modal dalam kehidupan yang akan dijalani dalam kehidupannya.
1.2
Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian dari anak berbakat?
2.
Apa ciri-ciri anak berbakat?
3.
Apakah karakteristik dari anak
berbakat?
4.
Bagaimana cara
mengidentifikasi anak berbakat?
5.
Apa saja masalah yang dihadapi anak
berbakat?
6.
Bagaimana pelayanan yang diberikan
untuk anak berbakat?
1.3
Tujuan
1.
Untuk mengetahui definisi dan
pengertian anak berbakat.
2.
Untuk mengetahui ciri-ciri dari anak
berbakat.
3.
Untuk mengetahui karakteristik dari anak berbakat.
4.
Untuk mengetahui cara mengidentifikasi anak berbakat.
5.
Untuk mengetahui masalah yang
dihadapi anak berbakat
6.
Untuk mengetahui pelayanan yang
diberikan untuk anak berbakat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Anak Berbakat
Pada
awal abad ke 20, ketika tes intelegasi mengalami perkembangan yang cepat dan
orang tua mulai memperhatikan perbedaan perbedaan individual dalam kemampuan
dan prestasi, anak “gifted” diartikan sebagai anak yang memiliki IQ yang sangat
tinggi. IQ dipakai sebagai satu-satunya patokan dari “giftendness” (pendekatan unidimensional). Istilah “Gifted child”
menjadi sinonim dengan “anak ber-IQ tinggi”.
Sehubungan
dengan istilah indonesia untuk “the gifted and the talented”, nampak
kecenderungan pula untuk menggunakan macam-macam konsep anak yang berbakat,
yang sangat cerdas, yang cemerlang dan sebagainya. Atas dasar pertimbangan
bahwa “giftedness” meliputi macam-macam dimensi atau bidang kemampuan dan
keterampilan, sedangkan “intelektual giftedness” haya merupakan salah satu
bentuk, maka dipilih “anak berbakat “ untuk “gifted and talented” yang mempunyai
arti yang luas, sedangkan istilah “anak yang sangat cerdas” lebih mengandung
sebagai “anak yang berbakat intelektual”.
Sesuai
dengan difinisi dari U.S. office of Education (USOE) (1971), anak berbakat
ialah mereka yang diidentifikasi oleh orang-orang Profesional, dimana anak
tersebut karena kemampuannya yang sangat menonjol, memberikan prestasi yang
tinggi. Kemampuan-kemampuan tersebut baik yang secara potensial maupun yang
sudah nyata, meliputi kempuan intelektual umum, kemampuan akademik khusus,
kemampuan kreatif dan produktif, kemampuan dalam salah satu bidang seni dan
kemampuan psikomotor (mortison, 1974:6).
Anak
remaja dengan bakat yang
luar biasa memperlibatkan petensi kemampuan pada tingkat yang tinggi jika
dibandingkan dengan anak-anak lain pada umur mereka, di dalam pengalaman, atau
lingkungannya. Anak atau remaja ini mempunyai, kreatifitas, seni dan kapasitas
kepemimimpinan yang tidak biasa bila berada dilapangan akademik tertentu. Bakat
yang luar biasa keluar dari anak atau remaja dari semua budaya. Seluruh strata
ekonomi dan diseluruh tempat manusia tinggal.
2.2
Ciri-Ciri Anak Berbakat
Anak
berbakat dapat dikenali sejak dini dari ciri-ciri kemampuan atau ketrampilan
tertentu. Apabila seorang anak memenuhi 18 ciri dari 25 ciri-ciri berikut, maka
anak tersebut dapat digolongkan sebagai anak berbakat.
a. Membaca
pada usia lebih muda
b. Membaca
lebih cepat dan lebih banyak
c. Memiliki
peerbendaharaan kata yang luas
d. Mempunyai
rasa ingin tahu yang kuat
e. Mempunyai
minat yang luas, juga terhadap masalah orang dewasa
f. Mempunyai
inisiatif dan dapat bekerja sendiri
g. Menunjukan
keaslian (orisinalitas) dalam ungkapan verbal
h. Memberi
jawaban-jawaban yang baik
i.
Dapat memberikan banyak
gagasan
j.
Lues dalam berfikir
k. Terbuka
terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan
l.
Mempunyai pengamatan
yang tajam
m. Dapat
berkosentrasi untuk jangka waktu yang panjang, terutama terhadap tugas atau
bidang yang diminati
n. Berfikir
kritis, juga terhadap diri sendiri
o. Senang
mencoba hal-hal baru
p. Mempunyai
daya abstraksi, konseptualisasi, dan pemecahan-pemecahan masalah
q. Senang
terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan-pemecahan masalah
r.
cepat menangkap
hubungan sebab akibat
s. Berprilaku
terarah pada tujuan
t.
Mempunyai daya
imajenasi yang kuat
u. Mempunyai
banyak kegemaran (hobi)
v. Mempunyai
daya ingat yang kuat
w. Tidak
cepat puas dengan prestasinya
x. Peka
(sensitif) serta menggunakan firasat (intuisi)
y. Menginginkan
kebebasan dalam gerakan dan tindakan
2.3
Karakteristik Anak Berbakat
Apabila
dilihat dari kemampuan-kemampuan yang membedakan mereka dari anak-anak
sebayanya, maka kitaa akan menemukan karakteristik-karakteristik berikit pada
anak-anak berbakat.
a. Karakteristik
kognitif
1) Kualitas
luar biasa diinformasi
2) Ingatan
yang kuat
3) Ketidakbiasaan
perubahan minat dan keinginan
4) Kemampuan
menghasilkan ide-ide dan solusi yang asli
b. Karakteristik
bahasa
1) Kemampun
verbal
2) Perkembangan
yang tinggi pada pengenalan bahasa dan penulisan bahasa
3) Perkembangan
yang baik pada perkembangan sensorik
4) Tidak
kebal untuk keretakan kekurangan integrasi diantara pikiran dan badan
c. Karakteristik
efektif
1) Pendekatan
evaluatif terhadap diri sendiri dan lainnya
2) Gigih,
tujuan prilaku tak langsung
3) Kepekaan
yang tidak bisa untuk harapan dan perasaan orang lain
4) Tingginya
kesadaran diti, menyesuaikan dengan perbedaan perasaan
5) Perkembangan
awal pada fokus of control dan kepuasan kedalam dan identitas emosional yang
tidak biasa
6) Harapan
yang tinggi dan lainya, sering menuju tingkat frustasi dirinya, lainnya dan
situasinya
7) Kemampuan
tingkat perkembangan moral
8) Kemampuan
kognitif dan kapasitas afektif dan konseptualisasi dan pemecahan masalah sosial
2.4
Identifikasi
Anak Berbakat
Sejak
usia dini, sudah dapat dilihat adanya kemungkinan anak memiliki bakat yang
istimewa. Anak-anak ini secepat mungkin dikenalai sedini mungkin dan
dikelompokan sebagai anak berkebutuhan khusus, karena mempunyai kebutuhan dan
kemampuan tubuh kembang yang berbeda dari anak-anak sebayanya.
Anak-anak
berbakat pada usia balitanya mungkin menunjukan prilaku khusus yang dapat
disalah artikan sebagai anak dengan gangguan perkembangan, prilaku bermasalah
dan ganguan mental. Oleh sebab itu sangat penting bagi seorang pendidik untuk
dapat mendeteksi keterbelakangan peserta didiknya dengan melihat berbagai
karakteristik tumbuh kembang dan personalitasnya, agar ia dapat menerima
pembinaan sebaik-baiknya sebagai anak “gifted” sedari awal.
Banyak
refrensi membutuhkan bahwa di dunia ini terdapat sekitar 10-15% anak berbakat,
dalam pengertian memiliki kecerdasan atau kelebihan yang luar biasa, jika
dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Kelebihan-kelebihan mereka bisa nampak
dalam salah satu atau lebih tanda-tanda berikut.
a. Kemampuan
intelegensi umum yang sangat tinggi, biasanya ditunjukan dengan perolehan tes
intelegensi yang sangat tinggi, misal IQ diatas 120.
b. Bakat
istimewa pada bidang tertentu, misalnya bidang bahasa, matematika, seni dll
c. Kreatifitas
yang tinggi saat brfikir yaitu, kemampuaan untuk menentukan ide-ide baru
d. Kemampuan
memimpin yang menonjol yaitu,
kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi orang lain untuk bertindak sesuai
dengan harapan kelompok.
e. Prestasi-prestasi
istimewa di bidang seni atau bidang lainnya. Contoh anak berumur 2 tahun
atetapi lebih memilih mainan-mainan untuk anak berumur 6-7 tahun yang lebih
kompleks dan menuntut kreatifita tinggi, anak usia 3 tahun sudah mampu membaca
buku-buku yang siperuntukan bagi anak-anak yang berusia 7-8 tahun.
Untuk
mengidentifikasi anak berbakat dapat ditempuh dengan beberapa cara yaitu tes
prestasi belajar, tes kecerdasan, tes kreativitas, dan nominasi (oleh guru,
orang tua, teman sebaya dan diri sendiri)
Cara
lain mengidentifikasi anak berbakat yaitu menggunakan strategi yang dikenal
dengan The Generic Gipted Identification
Strategy. Melalui strategi ini Clark melakukan dua tahap yaitu penjaringan
dan identifikasi. Pada tahap penjaringan dilakukan melalui nominasi (guru,
orang tua, teman sejawat dan dirinya sendiri, laporan kemampuan siswa, hasil
karya siswa, pekerjaan siswa, observasi, skala/ interior atau tes integelensi
kelompok). Sedangkan tahap identifikasi menggunakan tes intelegensi individual,
tes prestasi, tes kreativitas, tes bakat seni dan lain-lain.
Di
Indonesia identifikasi anak berbakat dilakukan untuk merekrut mereka menjadi
peserta program akselarasi, atau percepatan belajar. Untuk menjaring siswa yang
berkemampuan unggulan ini, Depdiknas menentukan syaratnya.
2.5
Problem
Anak Berbakat
Semakin
tinggi IQ seorang anak, maka ia kan semakin mempunyai kebutuhan yang berbeda dibandingkan
dengan anak lain yang seusianya. Misalnya mereka cepat sekali menangkap ilmu
yang diajarkan sehingga gampang merasa kesal jika menghadapi orang yang tidak
sepaham dengannya. Kemampuan bahasa mereka yang biasanya juga diatas rata-rata,
membuat mereka mendominasi pembicaraan dan sulit mendengarkan orang lain.
Persoalan-persoalan yang biasanya dihadapi anak anak berbakat adalah seputar
dunia pergaulan. Perkembangan pikiran mereka lebih cepat berkembang dari pada
perkembangan emosinya. Biasanya terjadi , anak berbakat justru dianggap aneh
oleh orang lain. Anggapan ini muncul karena cara berfikir mereka yagn terlalu
kreatif. Mereka sering mengutamakan ide-ide yang dianggap aneh oleh banyak
orang.
Anak
berbakat seringkali lebih suka bergaul dengan anak-anak yang lebih tua usianya,
khususnya mereka yang memiliki kemampuan dalam bidang yang diminati. Misalnya
saja anak kelas 2 SD, sangat suka bermain catur dengan orang dewasa, karena
jika ia bermain dengan teman sebaya kemampuannya berada di atas teman-temannya
sehihngga permainan tidak seimbang.
Beberapa
anak berbakat mengalami kesulitan dalam mendapatkan dan memilih teman, memilih
jurusan di sekolah atau perguruan tinggi, dan akhirnya juga mengalami kesulitan
dalam memilih karir.Masalah-masalah perkembangan yang dialami oleh semua remaja
juga dialami oleh remaja berbakat tetapi masalahnya dibuat lebih kompleks oleh
kebutuhan khusus dan karakteristik anak berbakat.Kemudian kesulitan utama
remaja berbakat Salah satu nya juga disebabkan karena lingkungan belajar yang
kurang menantang kepada mereka untuk mewujudkan kemampuannya secara optimal.
Dalam
hal ini para orang tua dan pendidik harus peka dan kreatif dalam memberikan
pendidikan bagi anak-anak berbakat. Didalam keluarga, misalnya, orang tua hendaknya
mencarikan teman yang sesuai dengan anak-anak berbakat, sehingga ia tidak
merasa kesepian. Umumnya anak berbakat lebih suka bertanya jawab hal-hal yang
mendalam dari pada hal-hal yang kecil dan remeh. Kesanggupan orang tua dan
keluarga untuk bergaul dengan anak-anak berbakat akan sangat membantu
perkembangan dirinya.
2.6
Pelayanan
Bagi Anak
Berbakat
Secara
umum dapat dikatakan bahwa kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang
sebanding dengan potensi adalah hak setiap anak manusia. Setiap anak harus memperoleh
pengalaman belajar sesuai dengan
kebutuhan, kondisi, kemampuan, dan minat serta kecepatannya, untuk dapat
berkembang seoptimal mungkin (semlawan, munandar dan munandar, 1984).
Pakar
lain , Howley dan Pandarus (1990), melihat alasan pemberian pelayanan
pendidikan bagi anak berbakat untuk mempersiapkan pemimpin dimasa akan datang.
Akhirnya sebagai kesimpulan dipaparkannya pandangan Barbara Clark (1983) yang
menyebutkan beberapa alasan mengapa anak berbakat perlu diberikan pendidikan
khusus (diutip dari Soreson,1988).
a. Keberbakatan
muncul dari proses interaktif, dimana tantangan dari rangsangan lingkungan membawa
keluar kapasitas yang dimiliki diri sendiridan memprosesnya.
b. Sistem
politik dan sosial kita bersandar pada prinsipdemokkratis, jika sekolah menjadikan
kesempatan pendidikan yang samauntuk semua anak, ini brarti mengingkari adanya
hak perkembangan pendidikan yang cocok bagi anak berbakat.
c. Anak
berbakat dapat segera menemukan gagasan dan minat mereka yang berbeda dari anak
sebayanya.
d. Jika
pendidik mempertimbangkan kebutuhan anak berbakat dan mendisain program
pendidikan yang memenuhi kebutuhannya, maka siswa akan menunjukan prestasi dan
perkembangan yang luar biasa, sesuai dengan rasa kompetisi dan kesehatan
mentalnya.
e. Kontribusi
anak berbakat pada masyarakat berada pada seluruh aspek kehidupan, dan
proporsinya dalam keseluruha. Masyarakat akan banyak membutuhkan siswa seperti
ini.
Beberapa kemungkinan pelayanan anak
berbakat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Menyelenggarakan
program akselerasi khusus atau percepatan. Ada dua jenis akselerasi yaitu: 1.
Akselerasi kelas. Hal ini berlaku untuk semu mata pelajaran, misal seorang anak
kelas I bisa langsung ke kelas III. 2. Akselerasi mata pelajaran. Hanya berlaku
untuk beberapa mata pelajaran tertentu. Misal sseorang siswa kelas II memiliki
kemampuan Bahasa inggris yang lebih maka bisa langsung mengikuti kelas Bahasa
Inggris dikelas V atau IV, namun mata pelajaran lain tetap mengikuti dikelas
II.
b. Home-schooling
(pendidikan nonformal diluar sekolah). Dengan Home-schooling, seorang pendidik
dapat menentukan sendiri program dan metode yang dibutuhkan siswa yang
berbakat. Dengan demikian kebutuhan anak berbakat akan ilmu yang sesuai dengan
kemampuannya dapat perpenuhi secara optimal. Apabila suatu saat siswa telah
siap untuk kembali kesekolah maka ia akan ditempatkan pada kelas yang sesuai
dengan tingkat kebutuhanya.
c. Menyelenggarakan
kelas-kelas tradisional dengan pendekatan individual. Dalam kelas seperti ini
bisanya jumlah siswa terbatas maksimum 20 siswa. Hal ini dilakukan agar
pendidik bisa memantau perkembangan setiap individu, sehingga tugas yang
diberikan sesuai dengan kemampuan anak yang di anggap lebih mampu. Kekurangan
sistem ini, seorang pendidik akan sangat sibuk dan harus selalu mengevaluasi
sistem sehingga pembelajaran dapat sesuai dengan kebutuhan.
d. Membangun
kelas khusus. Kelas ini bukan hanya terdiri dari anak-anak khusus yang
berbakat, tetapi juga memiliki perlakuan khusus. Dengan pembatasan jumlah siswa
perkelas maksimal 20 orang, sehingga mengoptimalkan pendekatan individu. Selain
itu kelas khusus memiliki kurukulum dan metode pembelajaran berbeda dengan
kelas tradisional (biasa) lainnya.
e. Mentorship,
paduan antara yang diminati anak giffed dan talented dengan para ahli yang ada
di masyarakat.
2.7
Konsep
Renzulli
Konsep
Renzulli terkenal dengan the Three Rings Conception-nya, yaitu merupakan benang
merah antara konsep konservatif dan liberal yang sempat berkembang. Konsep
konservatif hanya menekankan pada prestasi akademis saja, sehingga prestasi
khusus seperti seni, musuk, drama dan bidang lainnya dianggap tidaak bisa
dijadikan tolak ukurketerbakatan. Sedangkan konsep liberal mengukur suatu
keterbakatan yang terdapat pada usia tertentu. Berikut akan dituliskan beberapa
kriteria dan pengertian keterbakatan menurut Renzulli.
THE
THREE RINGS COCEPTION

Renzulli
menegaskan, tidak satupun kluster yang membuat keterbakatan selain interaksi
antara tiga kluster tersebut yang di dalam studi-studi terdahulu menjadi resep
yang dilakukan untuk tercapainya prestasi kreatif-produktif (Renzulli, 1978).
Menurut Renzulli, keterbakatan dilihat dalam hasil. Dengan perkataan lain,
keterbakataan seseorang harus ditujukan dalam suatu prestasi dan bahwa siswa
yang tidak berprestasi tidak akan masuk dalam kategori anak berbakat kluster
dalam keterbakatan Renzulli diatas (Renzulli, dalam Stanberg dan Davidson,
1986)
a. Above
averange ability (kemampuan diatas rata-rata)
Kemampuan diatas
rata-rata dimaksud adlah kemampuan umum dan spesifik. Kemampuan umum yang kita
kenal dari multiple intelegence milik
daniel gerdner, seperti kemampuan verbal, musik, logika hitungan, spasial, dll.
Sedangkan kemampuan spesifik merupakan spesifikasi dari kemampuan umum, yang
terlihat dari kemampuannya dalam mengespresikan pengetahuan dalam kehidupan
swehari-hari, seperti kemampuan dalam bidang kimia, matematika, komposisi
musik, patung, fotografi, dan lain-lain.
Kemampuan spesifik pada
bidang tertentu seperti matematika dan kimia mempunyai hubungan yang sangat
kuat dengan kemampuan umum, sehingga potensi dalam bidang ini dapat diukur
melalui tes intelegensi. Pengukuran dapat juga dilakukan dengan tes khusus
dalam bidang tersebut.
Meskipun agak sukar
unmtuk menentukan skor intelegensi yang dibutuhkan dlam setiap bidang agar dapat
menunjukan prestasi tinggi dalam kreatifitas, diantara peneliti (Barron, 1963;
Bloom, 1963; Cox 1926; Harmon, 1963; Helson dan Crutchfield, 1970; Mac Kinnon,
1962, 1965; Oden, 1968; Roe, 1952; Terman, 1954), sepakat bahwa IQ 120 atau
lebih dapat dijadikan patokan.
b. Task
commitment (tanggung jawab pada tugas)
Tanggung jawab pada
tugas ditunjukan dengan beberapa karakter berikut.
1) Kapasitas
tinggi dalam hal minat, antusiasme, ketertarikan, dan bidang study, ataupun
bentuk ekspresi manusia tertentu.
2) Kapasitas
dalam ketekunan, keuletan, determinasi, kerja keras, dan latihan terus menerus
3) Memiliki
rasa percaya diri, ego yang kuat, suatu keyakinan pada diri, serta dorongan
untuk berprestasi
4) Kemampuan
untuk mengidentifikasi masalah yang signifikan dalam bidang khusus
5) Kemampuan
mendengarkan dan berkomunikasi dalam berbagai cara
6) Membuat
standar kerja yang tinggi, memelihara keterbukaan diri dari kritik luar
7) Mengembangkan
cita rasa seni
8) Kualitas
dan keunggulan dalam pekerjaan serta menuntut hal yang sama dari pekerjaan
orang lain.
c. Creativity
(kreativitas)
Karakter dari kluster
ini antara lain sebagai berikut.
1) Kelancaran,
keluesan, dan orisinalitas dalam berpikir.
2) Keterbukaan
dalam pengalaman, penerimaan pada suatu yang baru dan berbeda (maupun tampaknya
tidak rasional) dalam hal pikiran, prilaku maupun produk.
3) Rasa
ingin tahu, spekulatif, memiliki jiwa petualang, dan mampu menyesuaikan diri
secara mental, menerima resiko dalam pikiran, prilaku bahkan jika ada hambatan.
4) Peka
terhadap detail, cita rasa seni dalam gagasan dan segalanya, mau bertindak dan
bereaksi terhadap rangsangan luar serta gagasan dan perasaan orang lain.
Maksud definisi Renzulli, bahwa
anak-anak berbakat akan dapat berkembang secara optimal, manakala mereka
mendapatkan pengalaman yang cukup dan memadai melalui program pendidikan yang
sesuai dengan potensi.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Anak
berbakat ialah anak yang memiliki kemampuan intelektual tingi tapi juga
memiliki kemampuan khusus di bidang yang berbeda-beda antara satu dengan yang
lainnya. Anak berbakat mempunyai kemampuan yang sangat menonjol, kemampuan
tersebut baik secara potensial maupun secara nyata. Mereka memperlihatkan
potensi kemampuan pada tingkat yang tinggi jika dibandingkan dengan anak-anak
lain atau teman sebayanya. Anak berbakat memiliki ciri-ciri khusus dan dapat
dikenali sejak kecil mereka memiliki kemampuan dan keterampilan. Seorang anak
dapat dikatakan sebagai anak berbakat jika mereka memiliki 18 ciri dari 25 ciri
anak berbakat. Anak berbakat memiliki kemampuan yang lebih unggul atau berbeda
dengan teman sabayanya dari kemampuan tersebut terbentuk karakteristik-karekteristik
anak berbakat. Anak berbakat haruslah diidentifikasi sedini mungkin agar dapat
dikumpulkan atau dikelompokan sebagai anak yang berkebutuhan khusus karena anak
berbakat memiliki kebutuhan dan kemampuan tumbuh kembang yang berbeda dari
teman sebayanya.
Anak
berbakat pasti memiliki masalah biasanya anak berbakat memiliki masalah pada
pola pergaulan karena pola pikir mereka berbada dengan teman sebayanya. Anak
berbakat mengalami kesulitan dalam mendpatkan dan memilih teman. Lingkungan
belajar yang kurang mendukung membuat meraka tidak bisa mewujudkan kemampuannya
secara optimal maka dari itu diperlukannya peran seorang pendidik dan orang
tua. Anak berbakat perlu mendapatkan pendidikan khusus agar kemampuannya dapat
berkembang secara optimal, karena kurangnya pelayanan bagi anak berbakat maka
kemampuannya tidak dapat berkembang secara optimal. Manusia memiliki tiga
kluster dasar sifat, anak berbakat pasti memiliki ketiga sifat tersebut dan
mampu mengembangkan, dan menerapkannya kedalam bidang kerja manusia yang
bernilai secara potensial.
DAFTAR PUSTAKA
Nursalim, Mochamad, Drs. M.Si.,
dkk. (2007) Psikologi Pendidikan. Surabaya : Unesa University Press
Wulandari, Evi
Novita. (2013) Makalah Anak Berbakat. evitawulandari.wordpress.com
Daftar pustaka masih belum sesuai dengan pembahasan
BalasHapus